SMS Berantai

Fenomena sms berantai pernah sangat gencar dilakukan saat para provider telekomunikasi selular bersaing memberikan penawaran-penawaran murah dan mudah bagi para komsumennya. Ada yang memberikan bonus sms, ada juga yang memberikan bonus gratis sesama merek kartu.

Pada mulanya, saya sempat terkejut dengan sms-sms demikian. Maklum, karena saya baru pertama kali mendapatkannya dan sms tersebut menyatakan bahwa saya mendapatkan hadiah uang miliaran. Hati saya sangat gembira sekali membacanya. Tegang, namun gembira.

Beberapa saat kemudian, saya memberitahukan berita gembira ini pada keluarga saya. Mereka pun terkejut. Dalam hati kami berkata, benarkah demikian? Setelah puas memberitahukannya pada keluarga saya, informasi ini mulai saya sampaikan pada teman dekat saya. Dia sempat heran dan ingin juga menerima sms yang sama, supaya dia juga mendapatkan kesempatan untuk menjadi miliarder. Namun harapan saya ternyata sia-sia.

Sms tersebut meminta saya untuk menghubungi nomor tertentu. Saya sempat bertanya-tanya. “Loh, ini kan provider lain, mengapa saya harus menghubungi nomor yang ini?’. Karena diliputi dengan rasa penasaran yang sangat tinggi, saya pun menghubungi kantor dari provider yang saya gunakan. Ternyata berita itu palsu. Mereka tidak pernah menawarkan hadiah atau semacamnya lewat sms, apalagi berhubungan dengan uang miliaran. Saya merasa kecewa seketika, dan saya menjadi sangat skeptik dengan yang namanya sms berantai.

Kekecewaan ini mulai pudar saat suatu hari saya mendapat sms pemberitahuan lain yang menyatakan bahwa saya mendapat hadiah rumah. Berbeda dengan sms lainnya, kali ini, saya merasa yakin. Rasa sukacita yang lebih besar muncul dari hati sanubari saya. Rasa bahagia ini mengalahkan kegembiraan saya saat saya menerima sms miliaran beberapa bulan lampau. Anehnya, rasa bahagia ini begitu besar dan hingga kini masih bertahan di hati saya. Sms tersebut berbunyi demikian:

“Selamat! Anda mendapat hadiah rumah di surga. Untuk keterangan lebih lanjut, harap membaca Alkitab dan menghubungi Yesus lewat doa.”

Nah, setelah saya menyampaikan perasaan saya, sekarang saya ingin tahu bagaimana perasaan anda?

0 comments:

Copyright © 2008 - iWrite - is proudly powered by Blogger
Smashing Magazine - Design Disease - Blog and Web - Dilectio Blogger Template